Begini Cara AHY Cari Pendanaan Infrastruktur RI Tanpa APBN

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Dok. Kemenkoinfra)

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan peran penting pendanaan dari global untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ia mengatakan bahwa pendanaan sangat penting untuk membangun infrastruktur, terutama yang bersifat mendasar.

“FGD hari ini kita didedikasikan untuk membahas berbagai potensi pendanaan yang memang dibutuhkan karena infrastruktur itu pasti membutuhkan anggaran yang tidak sedikit mau infrastruktur yang sifatnya mendasar ya jalan, jembatan, bendungan, kemudian juga perumahan rakyat,” ungkap AHY di sela-sela FGD Unlocking Infrastructure Financing: Perspectives from International Financial Institutions di Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (8/5/2025).

AHY sendiri memiliki rencana untuk menyelenggarakan International Conference on Infrastructure untuk menunjukkan proyek infrastruktur unggulan untuk mendapatkan atensi dan dukungan dari investor global.

“Dukungan finansial dari berbagai sumber yang kredibel kita akan gunakan secara baik proses yang akuntabel, prudent ini harapannya membuat setiap proyek itu efisien terhindar dari segala inefisiensi,” katanya.

“Pada akhirnya berdampak langsung pada masyarakat ekonomi tumbuh, masyarakat semakin sejahtera, termasuk membuka lapangan pekerjaan kira-kira begitu,” sambungnya.

Ketua Umum Partai Demokrat itu juga membocorkan negara-negara yang akan diajak bekerja sama dan berkomunikasi.

“Termasuk yang ada di Asia, terus juga di Eropa, dan lain-lain termasuk Timur Tengah mereka ingin bertanya dan ingin lebih tahu dan itulah forum yang baik untuk kami bisa menjelaskan prospeknya seperti apa dan kita bisa membahas, mendiskusikan mekanisme kerjasamanya bagaimana,” jelasnya.

AHY juga menegaskan bahwa kehadiran investor global tidak semata-mata untuk mendanai sejumlah proyek namun untuk memperkuat kemitraan antar negara. Terlebih lagi demi kepentingan Indonesia.

“Indonesia ini akan terus menjadi pusat baru di kawasan, karena pembangunannya juga terintegrasi, semakin terhubung dengan dunia karena potensi sumber daya alam kita, human capital kita itu luar biasa jadi saya rasa dengan infrastruktur yang makin kuat, termasuk konektivitas yang makin menguntungkan semua,” ucapnya.

kingslot

Imbas Tarif Trump, Industri Fesyen RI Putar Otak Cari Pasar Baru

Aktifitas kapal ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/3/2021). Bandan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan ekspor dan impor tecatat US$ 15,27miliar atau mengalami kenaikan 8,56% dibandingkan pada Februari 2020 (year-on-year/YoY) yang mencapai US$ 14,06 miliar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pelaku usaha di industri fesyen Indonesia memprediksi sejumlah dampak dari kebijakan tarif impor yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, salah satunya adalah market shifting dari pembeli AS.

“Pasti dampaknya akan ada banyak shifting dari produsen-produsen negara lain yang mungkin mencari pasar baru,” kata Theresia Mareta, Founder Lakon Indonesia dan Advisor JF3 kepada CNBC Indonesia saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang, Rabu (7/5/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dampak lain yang akan diderita industri fesyen yakni terganggunya rantai pasokan, kenaikan harga bahan baku, dan perubahan permintaan konsumen. Ini tentunya mengurangi daya beli, yang bakal berdampak pada permintaan produk fesyen.

Kondisi tersebut membuat para pelaku usaha industri fesyen akhirnya tidak bisa berbuat banyak dan harus menunggu meski belum jelas barang yang dipesan para pembeli di luar negeri kapan bisa dikirimkan.

“Kalau yang saya lihat marketnya kan menurun ya. Tarif yang lebih tinggi membuat barang impor menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan dan perdagangan internasional,” ungkap Theresia.

Terlepas dari itu, Theresia menegaskan bahwa kenaikan tarif Donald Trump bukan hanya bersifat ekonomi, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak sosial dan politik yang lebih luas. Kebijakan baru itu juga bisa memberikan dampak negatif khususnya ketakutan masyarakat akan potensi terjadinya resesi.

“Tapi sebenarnya pada kenyataannya ekonomi negara kita belum sampai sejelek itu tapi dampaknya sudah dapat duluan. Banyak orang sudah khawatir di awal tapi bagus juga untuk antisipasi. Namun terpenting kita perlu memperkuat produk lokal kita karena isu bersaing dengan luar negeri sudah dari zaman dahulu tapi sekarang jadi urgent kan,” paparnya.

kingslot

Menderita! Holding BUMN Farmasi Rugi Rp 1 Triliun Lebih di 2024

Mobil truk biofarma yang membawa vaksin Covid-19 tiba di Dinas Kesehatan (Dinkes), Jakarta, Kamis (9/1/2021). Vaksin tersebut di bawa dari Bio Farma Bandung untuk disimpan di gudang Dinkes DKI Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) menyampaikan bahwa masih merugi sepanjang 2024.

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, mengatakan jumlah pendapatan perusahaan tanpa pengurangan biaya tertentu alias EBITDA perusahaan tercatat minus Rp190 miliar sepanjang tahun 2024.

Jumlah itu membaik dari setahun sebelumnya sebesar minus Rp470 miliar. Namun, Shadiq mengakui bahwa penurunan kinerja itu mulai terjadi pada tahun 2022, masa pemulihan pandemi Covid-19.

“Secara EBITDA, memang kami masih suffer tadi disampaikan oleh pimpinan sidang, bahwa tahun 2023 kami juga EBITDA-nya masih suffer minus Rp 0,47 triliun. Kemudian tahun 2024 ini ada di minus Rp 0,19 triliun,” ungkap Shadiq saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Kamis (8/5/2025).

Bila merinci materi presentasi, Bio Farma Group mencatatkan peningkatan kinerja pada tahun 2021, dengan perolehan laba sebesar Rp1,94 triliun. Perolehan itu kemudian menurun menjadi Rp500 miliar pada tahun 2022.

Pada 2023, perolehan itu berbalik menjadi rugi Rp 2,04 triliun dan pada tahun 2024 tercatat rugi Rp 1,16 triliun. 

“Di tahun 2023 ini adalah masa-masa yang tidak mudah buat kami, sehingga secara grup kami harus suffer dengan [rugi bersih] minus 2,04 triliun. Dan tahun 2024 ini penurunan net income tersebut masih berlanjut masih negatif namun ini masih sudah lebih bagus dibandingkan dari tahun 2023,” papar Shadiq.

Shadiq juga menjelaskan dari keseluruhan holding Bio Farma, hanya PT Bio Farma (Persero) yang mampu membukukan laba. Sementara itu, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) merugi. 

“Di tempat Kimia Farma hampir semua negatif. Kemudian Indofarma sebagaimana kita ketahui proses PKPU homologasi dan IGM [Indofarma Global Medika] itu pailit. Inuki memang stop operasi jadi kita membiayai kebutuhan operasional,” katanya. 

Dia melanjutkan bahwa sepanjang kuartal I-2025, holding farmasi pelat merah itu berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,66 triliun. Lantas, laba bersih tercatat sebesar Rp380 miliar.

Shadiq menjelaskan bahwa peralihan masa pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai beban impairment. Akan tetapi, ia mengatakan ada peluang bisnis mengembangkan bahan baku dari kebijakan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang mewajibkan vaksin Covid bagi jemaah haji dan umrah.

“Puji syukur bahwa itu juga menjadi peluang buat kami dan kami berharap juga untuk berikutnya bisa dilakukan juga terhadap jemaah umrah karena jemaah haji mungkin hanya sekitar 240 ribu orang per tahun. Tapi jemaah umroh ada sekitar 1,8 juta orang per tahun,” jelas Shadiq.

Dia mengatakan pihaknya terus melakukan uji stabilitas pada produk-produk vaksin serta bahan bakunya. Selain itu, Bio Farma memastikan akan memperoleh izin terlebih dahulu dari BPOM.

kingslot

Terungkap! Orang Vietnam dan India Tergila-gila Kacang Mete RI

Kacang mete. (Dok. Pixabay)

Kaya rasa, renyah di mulut, dan bernilai ekonomi tinggi. Itulah citra kacang mete, komoditas perkebunan tropis Indonesia yang selama ini diam-diam menjadi andalan ekspor, meski kerap terlupakan dari sorotan publik.

Setelah mengalami pasang-surut selama lima tahun terakhir, tahun 2024 menjadi titik balik. Ekspor mete Indonesia akhirnya melonjak lagi, dan Vietnam serta India kembali memegang peranan kunci dalam menyerap produksi nasional.

Dilansir dari Kementerian Pertanian, kacang mete (Anacardium occidentale), atau yang dikenal sebagai jambu monyet di beberapa daerah, adalah tanaman perkebunan strategis yang sangat cocok untuk dikembangkan di lahan marginal yang sering dianggap kurang produktif. Selain itu, kacang mete memiliki nilai tambah yang tinggi melalui diversifikasi produk seperti kacang olahan, sirup, hingga minyak CNSL (Cashew Nut Shell Liquid) yang digunakan dalam berbagai industri.

Dalam sistem klasifikasi perdagangan internasional, kacang mete tercatat dalam HS 08013100. Meski bukan barang konsumsi massal seperti beras atau kopi, nilai ekspor mete kerap menyumbang ratusan juta dolar bagi devisa negara.

Selama periode 2019- 2021, ekspor mete RI mengalami tren penurunan. Dari nilai US$121 juta di 2019, turun menjadi hanya US$70 juta di 2021. Volume ekspor pun ikut melorot, menandakan tekanan baik dari sisi produksi maupun permintaan.

Namun situasi berubah total pada 2022. Tanpa disangka, ekspor melonjak ke US$253 juta, hampir 4 kali lipat dari tahun sebelumnya. Uniknya, lonjakan nilai ini tidak diikuti lonjakan volume, justru hanya 30 juta kg, terendah dalam lima tahun. Artinya, harga mete RI naik drastis, dan pasar utama bersedia membayar lebih mahal.

Namun euforia itu tak bertahan lama. Tahun 2023, nilai ekspor anjlok ke US$37,7 juta, dan meski volumenya sempat naik ke 32,6 juta kg, secara nilai ekspor kita kembali ke titik nadir.

Tahun 2024 membawa secercah harapan. Nilai ekspor mete Indonesia pulih menjadi US$101,5 juta, dengan volume tembus 62,8 juta kg, tertinggi dalam enam tahun terakhir. Ini menunjukkan pasar mulai kembali stabil, namun harga per kilogram belum setinggi masa keemasan 2022.

Dua negara tetap jadi kunci, Vietnam dan India. Bersama-sama, keduanya menyerap lebih dari 99% ekspor mete Indonesia.

Vietnam secara konsisten menjadi pembeli utama. Bahkan di tahun 2022, ekspor ke Vietnam melonjak hingga US$251 juta, atau setara 99% dari total ekspor mete RI tahun itu. Artinya, Indonesia memang lebih banyak memainkan peran sebagai penyuplai bahan baku bagi pabrik pengolahan mete di Vietnam dan India, yang kemudian menjualnya ulang dalam bentuk kemasan ke pasar global.

kingslot

Harga Gas Tembus US$16 per MMBTU, Pengusaha Beberkan Dampaknya

First welding pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 2 oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Batang, Senin (30/09/2024). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi tujuh sektor industri sebesar US$ 6,5 per MMBTU – 7 per MMBTU. Meski demikian, realisasi di lapangan industri masih ada yang membayar gas hingga US$ 16,77 per MMBTU.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Edy Suyanto menilai sepanjang Januari hingga April 2025 penerapan kebijakan ini tidak berjalan sesuai harapan industri keramik. Pasalnya, penerapan besaran persentase Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT) semakin menurun.

Misalnya saja, di Jawa bagian barat AGIT hanya sebesar 65,3%, sementara di Jawa bagian timur 48,8%. Hal ini membuat industri harus memproduksi dengan rata-rata biaya gas hingga di atas US$ 8 per MMBTU, atau sekitar 15% lebih mahal.

“Kehadiran Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM sangat dibutuhkan untuk menengahi masalah defisit pasokan gas karena Industri tidak mungkin bertumbuh tanpa kelancaran pasokan gas dan industri tidak mungkin bisa bertahan hidup dengan harga regasifikasi gas US$ 16,77 per MMBTU yang dikenakan oleh PGN,” kata Edy kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/5/2025).

Lebih lanjut, Edy menilai ketidakpastian pasokan gas dan tingginya biaya tambahan atau harga regasifikasi gas juga dinilai merusak iklim investasi dan kepastian berusaha di Indonesia.

Sehingga, hal ini dikhawatirkan akan mengganggu peta jalan (road map) industri keramik nasional, yang telah merencanakan ekspansi kapasitas produksi dari 625 juta m2 per tahun menjadi 718 juta m2 per tahun pada akhir 2026. Adapun, target jangka panjangnya mencapai 850 juta m2 per tahun pada 2030.

Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa tingkat utilisasi Industri Keramik pada kuartal 1 tahun 2025 telah menunjukkan perbaikan, meningkat ke level 75% dibanding rata-rata tahun 2024 di 65%.

“Asaki di awal tahun 2025 memproyeksi tingkat utilisasi produksi keramik di level 85% setelah mendapatkan dukungan Pemerintah yakni PMK BMAD, PMK BMTP dan Kebijakan SNI Wajib untuk Keramik. Namun dengan gangguan supply gas tersebut membuat posisi Industri Keramik “Maju Mundur Kena”,” katanya.

kingslot

Perang Pecah! Begini Nasib Ekspor Batu Bara RI ke India & Pakistan

Foto udara menujukkan sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Perang antara India dan Pakistan pecah. Kedua negara ini merupakan pelanggan ekspor batu bara Indonesia, bahkan India menjadi penikmat nomor kedua terbesar setelah China.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) membeberkan bahwa permintaan batu bara ke Indonesia dari India dan Pakistan terpantau sudah mengalami penurunan, khususnya sejak awal tahun 2025 hingga saat ini.

Plt. Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengungkapkan bahwa permintaan batu bara khususnya dari India tercatat per Maret 2025 ini mencapai 7,42 juta ton atau turun 31,42% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 lalu.

Nah, penurunan permintaan batu bara dari India bukan disebabkan perang, melainkan masuknya musim panas dan industri di negara tersebut sudah mengurangi pasokan batu bara dari impor.

“Penyebab dari turunnya permintaan batu bara ini karena menguatnya pasokan domestik yang dapat memenuhi musim panas mereka, serta banyak industri disana telah mengurangi impor untuk pasokan domestiknya,” jelas Gita kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/5/2025).

Sedangkan dari Pakistan, permintaan batu bara RI juga terpantau mengalami penurunan sejak tiga tahun belakangan. Alasannya, Pakistan yang mendorong pemanfaatan batu bara produksi lokal.

“Dalam tiga tahun terakhir pun terjadi penurunan impor batu bara Pakistan dari Indonesia, namun bukan karena perang melainkan karena kebijakan pemerintah Pakistan yang mendorong pemanfaatan batu bara lokal,” tambahnya.

Berkenaan dengan kondisi global atau perang yang terjadi saat ini, Gita belum bisa memastikan seperti apa pengaruh dan dampaknya. Yang jelas, jika dilihat secara umum, permintaan dari kedua negara tersebut sudah mengalami penurunan.

APBI memproyeksikan permintaan batu bara India ke Indonesia tahun 2025 ini kurang lebih mencapai 162 juta ton. Sedangkan permintaan dari Pakistan tahun ini kurang lebih mencapai 94 juta ton.

Sebagaimana diketahui, produksi batu bara Indonesia mencapai 836 juta ton pada tahun 2024

kas138

Tok! Pemerintah Resmi Umumkan Nasib Tol Terpanjang RI

Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rachman Arief Dienaputra mengatakan proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Getaci akan dilakukan pengkajian ulang. Ini karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar terutama di segmen Bandung-Garut.

“Proyek Tol Getaci perlu dikaji ulang karena butuh anggaran yang cukup besar, terutama di segmen Bandung-Garut,” kata Rachman saat ditemui wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Sementara itu terkait kabar bahwa rute Tol Getaci akan diperpendek, pihaknya mengatakan bahwa rencana itu belum ada.

“Kalau perpendek belum ada rencana ya karena kan harus dikaji ulang,” tambahnya.

Sementara itu, pihaknya juga belum dapat merinci perhitungan baru anggaran yang perlu disiapkan.

“Perhitungan untuk anggaran belum bisa diperkirakan ya, karena masih perlu dikalkulasi lebih lanjut, apalagi ini perlu dikaji ulang, ya mau tidak mau perhitungannya dari start lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya, proyek Tol Getaci yang digadang-gadang akan menjadi ruas tol terpanjang di Indonesia ini masih belum dilakukan dalam waktu dekat karena masih dalam tahap studi kelayakan dan dievaluasi lebih lanjut karena butuh dukungan konstruksi yang tidak kecil.

“Getaci sama Gilimanuk-Mengwi kita evaluasi terus, karena itu butuh dukungan konstruksi dari pemerintah yang tidak kecil. Apalagi kita alokasinya sekarang sedang terbatas, apakah dimungkinkan dukungan konstruksi Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun,” ungkap Rachman.

Proyek Tol Getaci dianggap cukup menantang karena bentang geografis pegunungan sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar. Pihaknya akan terus memonitoring serta mengevaluasi proyek tol ini.

“Lebih, karena Bandung-Garut yang paling mahal. Bandung-Garut itu konstruksinya yang paling mahal karena lokasinya melewati pegunungan. Kita evaluasi terus, makanya BPJT nanyain Nanti saya koordinasi Dengan Pak Dirjen Binamarga Untuk nanya ke Pak Menteri, Pak ini kira-kira go or no go? Itu baik itu Getaci maupun Gilimanuk,” sebutnya.

Sebelumnya, sebanyak dua konsorsium peserta lelang untuk proyek senilai Rp 37 triliun tak lolosprakualifikasi. Pada pengumuman hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis Nomor: 24/BPJT/L/GTCM/2024, terungkap Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol telah selesai mengevaluasi dokumen prakualifikasi perusahaan/konsorsium dan menetapkan hasilnya.

Hasilnya konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan konsorsium PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai dinyatakan tidak lulus prakualifikasi.

kas138

Ramalan BI: The Fed Belum Akan Turunkan Suku Bunga

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Erwin Gunawan Hutapea. (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed belum akan memangkas suku bunga acuannya, Fed Fund Rate dalam Federal Open Market Committee (FOMC) nanti malam.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, meski terus menerus ditekan Presiden AS Donald Trump, Ketua The Fed Jerome Powell masih akan konsisten menjaga mandatnya untuk menstabilkan tekanan inflasi.

Sebagaimana diketahui, perang tarif dagang yang diluncurkan Trump kepada negara-negara mitra dagangnya, termasuk China membuat potensi tekanan inflasi AS semakin tinggi.

“Meskipun Presiden Trump kelihatannya terus mendorong agar Powell melakukan cutting, nampaknya di FOMC nanti malam belum,” kata Erwin dalam taklimat media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Inflasi AS sebetulnya pada Maret melemah. Per Maret 2025 Consumer Price Index (CPI) tahunannya turun menjadi 2,4% dari sebelumnya 2,8%, sementara CPI inti atau core nya melambat menjadi 2,8% dari 3,1%.

Namun, Deutsche Bank dalam laporannya menjelaskan bahwa tarif baru AS, kapan pun akan diberlakukan, akan berdampak sekitar 44% dari seluruh impor ke AS. Besaran tersebut setara dengan US$ 1,35 triliun dan kemungkinan akan meningkatkan inflasi AS hingga 1%.

“Jadi kekhawatirannya terhadap pertumbuhan kelihatannya belum, mereka lebih khawatir terhadap inflasi, karena enggak mau terjadi lagi sebagaimana pelajaran setelah Covid,” tegas Erwin.

“Mereka saat itu kan agak terlambat tuh ya untuk meng-adjust suku bunga atau terlalu cepat menurunkan suku bunga, ditambah kondisi Rusia-Ukraina di luar ekspektasinya, ada global supply chain yang terganggu, sehingga kan inflasi itu sempat melompat di luar dugaan,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Erwin menegaskan, BI memandang bahwa The Fed belum akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat. Namun, dalam FOMC nanti malam, mereka akan memberi sinyal kapan akan mulai menurunkan suku bunga acuannya dari level saat ini di kisaran 4,25%-4,5%.

“Bacaan kami nampaknya akan belum, tapi mungkin mereka sudah akan kasih hint,” ujar Erwin.

kas138

Rupiah Ditutup Melemah, Dolar Kembali Nanjak ke Rp16.530

Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian keputusan bank sentral AS (The Fed) pekan ini serta tingginya permintaan dolar AS.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (7/5/2025) ditutup pada posisi Rp16.530/US$ atau melemah 0,52%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami apresiasi sebesar 0,19% ke angka 99,42 pada pukul 15:04 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (6/5/2025) yang berada pada posisi 99,24.

Rupiah masih berpeluang terkoreksi hingga Juni 2025 mengingat masih tingginya permintaan dolar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, tekanan terhadap rupiah hari ini sebetulnya dipicu sentimen negatif global akibat konflik terbuka antara India dan Pakistan, di tengah masih bekecamuknya perang dagang antara AS dan China.

Namun, yang menjadi soal, pada Mei ini ada faktor musiman yang membuat permintaan dolar di dalam negeri tinggi, yaitu akan terjadinya repatriasi untuk kepentingan pembayaran dividen.

“Karena di bulan Mei ini kita masih menghadapi adanya proses repatriasi dividen, pembayaran dividen yang mulai terjadi April dan Mei, puncaknya akan di Mei,” kata Erwin saat Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu.

Selain itu, investor juga bersiap untuk keputusan kebijakan Federal Reserve mendatang, yang secara luas diharapkan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Pedagang akan memantau dengan cermat komentar Ketua Fed, Jerome Powell untuk mendapatkan wawasan mengenai arah suku bunga di tengah meningkatnya tekanan politik untuk melonggarkan kebijakan.

Namun, kekhawatiran bahwa tarif Trump dapat mendorong inflasi lebih tinggi mengaburkan prospek.

kas138

Genjot Likuiditas, BI Mulai ‘Kuras’ SRBI

FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

Outstanding atau posisi nilai Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang belum jatuh tempo kian menyusut sepanjang tahun ini. Dipicu oleh upaya BI menjaga likuiditas rupiah di sistem perekonomian Indonesia.

Per 21 April 2025, outstanding SRBI sudah ke level Rp 881,86 triliun, jauh menyusut ketimbang posisi per 16 Desember 2024 yang masih Rp 940,67 triliun. SRBI itu sendiri merupakan instrumen operasi moneter Bank Indonesia untuk menarik aliran modal asing dalam bentuk investasi portofolio dengan underlying asset berupa SBN.

Kepemilikan asing atau non residen dalam SRBI per 21 April 2025 juga menurun menjadi Rp 209,90 triliun. Sedangkan, pada 16 Desember 2024 jumlahnya masih mencapai Rp 233,85 triliun.

“Jadi dalam konteks Bank Indonesia mendorong ekspansi likuiditas secara konsisten dan terukur, kita terus berupaya menurunkan outstandingnya,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Erwin Gunawan Hutapea saat taklimat media di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, 7 Mei 2025.

“Ini menunjukkan BI mencoba rilis likuiditas yang ada untuk digunakan perbankan salurkan kredit,” tegasnya.

Selain itu, BI juga melihat sudah terus masuknya aliran modal asing ke dalam negeri meskipun ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan masih terus tinggi saat ini. Termasuk ketidakpastian akibat perang terbuka antara India dan Pakistan yang terjadi per hari ini.

Sebagai mana diketahui, pada akhir bulan lalu, tepatnya pada periode data transaksi 28-30 April 2025, secara agregat aliran modal asing telah masuk sebesar Rp 4,15 triliun. Terdiri dari aksi beli neto oleh non residen sebesar Rp 0,22 triliun di pasar SBN, dan sebesar Rp 3,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Di pasar saham masih tercatat jual neto Rp 0,01 triliun.

Meski begitu, sepanjang tahun ini, dari awal tahun sampai dengan data setelmen hingga 30 April 2025, non residen tercatat jual neto sebesar Rp 49,56 triliun di pasar saham dan sebesar Rp 12,05 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp 23,01 triliun di pasar SBN.

“Artinya appetite pelaku pasar ke ekonomi Indonesia masih kuat, meski rilis PDB kemarin di kuartal I kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar. Konsensus pelaku pasar kita ada di 4,92%, kejadiannya 4,87%, tapi 4,87% still high enough ya bagi investor,” ucap Erwin.

kas138