
Sutradara Joko Anwar memaparkan dua syarat yang harus dipenuhi sebuah narasi agar layak diangkat menjadi film oleh rumah produksinya, Come and See Pictures.
Kedua syarat ini penting dipenuhi untuk memastikan bahwa setiap karya tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kedalaman dan inovasi.
“Semua film itu harus ada dua yang pertama harus ‘social-relevant’, jadi ngomongin hal-hal yang sedang kita alami sebagai orang Indonesia,” kata Joko saat perkenalan film komedi horor “Ghost in The Cell” dan pemerannya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa “Ghost in The Cell” pun memiliki komentar sosial yang kuat, sebab film ini membicarakan tentang miniatur Indonesia di dalam penjara.
“Mungkin kenapa kita set-nya penjara, mungkin sebagian kita merasa terpenjara dan kita harus bersatu untuk mengalahkan suatu kekuatan yang mungkin akan membuat kita berbahaya dalam hidup kita-kita,” tambahnya, tanpa mengungkapkan terlalu banyak detail.
Syarat kedua adalah narasi harus bisa dieksplorasi dengan pendekatan “treatment” yang berbeda sehingga penceritaan menjadi inovatif.
“Dan film ini juga kalau nanti teman-teman lihat filmnya, berbeda ‘treatment’-nya dari ‘treatment’ yang pernah ada atau pernah kita bikin sebelumnya,” jelasnya, menjanjikan pengalaman sinematik yang segar bagi penonton.
“Ghost in The Cell” bukan ikutan tren horor komedi yang sedang populer.
Joko mengungkapkan bahwa ide cerita ini sudah ada sejak satu dekade lalu, jauh sebelum maraknya film horor komedi saat ini.
Ia menambahkan bahwa ide tersebut bahkan sudah resmi diluncurkan pada 2018. Kemudian melewati tahap praproduksi selama enam tahun dari 2018 hingga 2024 dan baru mulai diproduksi pada 2025.
Meskipun ide dasarnya sudah lama, Joko Anwar dan timnya terus melakukan penyesuaian agar “Ghost in The Cell” tetap relevan dengan isu-isu terkini di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, juga diumumkan bahwa “Ghost in The Cell” merupakan kolaborasi kedua Come and See Pictures dengan Barunson E&A.
Sebelumnya, Barunson E&A telah berperan sebagai “sales agent” untuk film drama misteri “Legenda Kelam Malin Kundang”.
Kini, di “Ghost in The Cell”, rumah produksi asal Korea Selatan itu tidak hanya kembali sebagai “sales agent”, tetapi juga terlibat sebagai produser eksekutif. Kerja sama ini turut melibatkan Rapi Films.
“Ghost in The Cell” yang merupakan film horor komedi, dijadwalkan akan dirilis di bioskop pada 2026. Saat ini masih tahap penyuntingan, menurut Joko.