Direktur Utama PTPN III Holding Perkebunan Moh Abdul Ghani (empat dari kiri) dalam acara talkshow agripreneur tebu batch 2#Kediri di Kediri, Jawa Timur, Selasa (3/12/2024). ANTARA/ Asmaul
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan membuat kebijakan dengan program Inkubator Agripreneur Tebu sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan termasuk mewujudkan swasembada gula.
Direktur Utama PTPN III Holding Perkebunan Moh Abdul Ghani mengungkapkan bahwa program Inkubator Agripreneur Tebu ini dimaksudkan mendidik mereka menjadi pengusaha di industri perkebunan khususnya di tanaman tebu.
“Jadi, mereka menjadi petani entrepreneur yang akan mengelola 10-50 hektare lahan yang itu kerja sama dengan pabrik gula di lingkungan PT SGN (Sinegi Gula Nusantara). Mereka nanti akan mengelola sumber daya baik modal yang akan dibantu Himbara (Himpunan bank milik negara), dibantu juga ekosistem agropreneur oleh Pupuk Indonesia. Nantinya kolaborasi. Mereka menanam tebu, mengelola tebu dan hasilnya diolah di pabrik gula di SGN,” katanya dalam acara talkshow agripreneur tebu batch 2#Kediri di Kediri, Jawa Timur, Selasa.
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama sejumlah kementerian telah meluncurkan gerakan menuju swasembada gula dengan kick off Program Menuju Swasembada Gula Nasional (Manis) di areal perkebunan tebu Pabrik Gula Djatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 20 November 2024. Dengan adanya kolaborasi bersama tentunya harapan untuk bisa mencapai swasembada pangan bisa terealisasi.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) Mahmudi menambahkan agripreneur tebu menjadi satu bagian penguatan ekosistem tebu dengan melibatkan generasi generasi Z (Gen Z).
“Ini bagian dari ekosistem yang kami bangun, dimana kami memanggil Gen Z yang punya semangat. Syaratnya punya semangat saja dan lulus seleksi,” kata dia.
Ia menambahkan untuk ke depan mereka diharapkan bisa mengelola dan bukan sebagai petani. Ada lahan 50-100 hektare untuk 10-20 orang, yang artinya rasionya masing-masing satu orang 5 hektare.
“Dengan penuh teknologi, mekanisasi, digitalisasi mereka hadir dengan mengelola tanaman ini dengan pendekatan teknologi. Yang kami harapkan ini menjamin keberlanjutan industri gula ke depan lebih baik lagi,” kata dia.
Perusahaan saat ini melakukan proyek percontohan di tiga lokasi yakni Pekalongan, Jawa Tengah, kemudian Madiun dan Kediri, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena industri perkebunan tebu yang besar.
“Lahan ada di Pekalongan, Kediri dan Madiun yang tentunya sesuai ketersediaan. Jadi, untuk fasilitasi mereka dan sudah penuh dengan dukungan. Ini juga sesuai arahan dari Menteri BUMN termasuk yang dari Pupuk Indonesia. Kami bersama-sama mendukung agripreneur ini, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa untuk awal masing-masing dipilih 10 orang. Mereka akan diberi pendampingan selama satu tahun penuh, diberikan biaya hidup serta tempat berkumpul (basecamp). Nantinya di tahun pertama mereka bisa mendapatkan hasil dari yang sudah dikerjakan dan setelah itu bisa tumbuh sendiri.
Para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli, yang akan memperkuat kapasitas mereka dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.
Program ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.
Sebelumnya, PT Sinergi Gula Nusantara bersama dengan PT LPP Agro Nusantara juga telah sukses menyelenggarakan serangkaian program inkubator Agripreneur Tebu Batch 1 di Pekalongan. Pada batch ini terpilih 10 peserta terbaik sebagai calon agripreneur tebu yang dilantik langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifi Hasan. https://savoyardsdanslemonde.com