Bagi beberapa orang mungkin belum familiar dengan penyakit aneurisma otak. Penyakit ini lebih sering dikenal sebagai pelebaran pembuluh darah otak yang dapat berakibat fatal.
Penyakit ini seringkali tidak disadari oleh penderitanya sampai orang tersebut mengalami stroke atau kematian mendadak. Oleh karena itu, aneurisma yang pecah dengan cepat dapat mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera.
Dokter spesialis bedah saraf dr. Abrar Arham dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) mengatakan bahwa aneurisme otak adalah suatu penyakit pada dinding pembuluh darah otak yang menyebabkan dinding pembuluh darah otak itu menipis.
“Akibat penipisan tersebut dinding pembuluh otak tersebut mudah menggelembung sehingga mudah terjadi pecah pada pembuluh darah otak. Jika pembuluh darah di otak pecah atau bocor, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti stroke hemoragik, kerusakan otak, koma, dan bahkan kematian,” kata dr Abrar dalam tayang Youtube RSPON seperti dikutip, Senin (28/10/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sebenarnya, penyakit ini dapat terjadi di bagian mana saja pada otak. Namun, sebagian besar kasus ini terjadi pada arteri utama di sepanjang dasar tengkorak.
Adapun penanganan aneurisma dapat dilakukan beberapa metode, antara lain dengan teknologi minimal invasif (endovaskular) atau treatment melalui pembuluh darah tanpa pembedahan.
Untuk tatalaksana tersebut yakni dalam pembuluh darah dimasukkan benang khusus sehingga dinding pembuluh darah yang menipis tersebut ditambal dengan koil atau coiling.
Selain itu ada juga clipping yakni operasi bedah mikro atau bedah terbuka. Ini biasanya mengharuskan dokter untuk membuka bagian pelipis dan kemudian dicari dinding pembuluh darah yang bocor tersebut lalu di jepit.
“Maka jika kita lihat ini aneurisma maka kita jepit lehernya sehingga pembuluh darah ini tidak bisa bocor. Sedangkan kalau coiling tadi kita masukkan suatu benda ke dalam dinding sehingga dinding tersebut akan menjadi kuat karena tertambal koil,” paparnya.