Berguru ke Felda Malaysia, Bank Tanah Akan Hidupkan ‘Tanah Mati’

Menara Felda/REUTERS/Lai Seng Sin

Badan Bank Tanah tengah berguru ke Federal Land Development Authority (Felda) atau Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Malaysia untuk memperkuat efektifitas tugas utamanya melakukan reforma agraria.

Felda dianggap sebagai badan pengelola tanah yang mampu menangani penataan kawasan perdesaan tertinggal menjadi kawasan pembangunan baru, dengan luas pengelolaan lahan mencapai 400 ribu hektare (Ha).

“Kami Badan Bank Tanah, ingin agar reforma agraria tidak hanya menghadirkan keadilan, melainkan juga kesejahteraan,” kata Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja dalam FGD Pengembangan Program Reforma Agraria Badan Bank Tanah di Jakarta, Kamis (24/10/2024).

Amanat reforma agraria terhadap Badan Bank Tanah ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001. Dalam Pasal 2 PP itu disebutkan Bank Tanah diberi kewenangan khusus untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan, salah satunya untuk reforma agraria.

Reforma agraria merupakan program strategis nasional yang berperan dalam upaya pemerataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, serta penyelesaian konflik agraria untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan.

Dengan adanya amanat itu, Badan Bank Tanah wajib menyediakan minimal 30% lahan untuk reforma agraria dari total luas wilayah. Bukan hanya dalam bentuk menyediakan dan membagikan tanah, tetapi juga mengharuskan aset tanah yang dimiliki rakyat bisa memiliki nilai ekonomi yang menggerakkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan dan juga pemanfaatan teknologi.

Saat ini, setelah berdiri pada 2021 dan beroperasi mulai 2022, Badan Bank Tanah baru memiliki tiga lokasi lahan yang disediakan untuk reforma agraria, yakni Penajam Paser Utara (PPU) seluas 1.883 Ha, Poso seluas 1.550 Ha dan Cianjur seluas 203 Ha.

“Implementasi reforma agraria terdekat saat ini adalah PPU yang mana lokasinya berdekatan dengan IKN,” ucap Parman.

Untuk mempertegas program reforma agraria, Badan Bank Tanah tengah berguru ke Felda untuk mempelajari formulasi terbaik dalam pengembangan reforma agraria terimplementasi dengan optimal.

“Untuk membantu kita dalam meracik formula terbaik bagi pengembangan reforma agraria Badan Bank Tanah dalam mencapai tujuan dari program reforma agraria itu sendiri,” tegas Parman.

Felda saat ini menangani penataan kawasan perdesaan tertinggal menjadi kawasan pembangunan baru. Lembaga ini memusatkan perhatian pada pembukaan ladang-ladang kecil yang dapat menghasilkan tumbuhan produktif dan cepat panen.

Felda dikenal menjadi pengelola perkebunan terbesar di dunia, dengan 811.140 hektare tumbuhan kelapa sawit, terutama di Semenanjung Malaysia, Sabah and Sarawak. Felda juga mengelola perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia.

“Nanti akan ada satu cooperation dengan Felda untuk menyukseskan apa yang telah dilakukan Felda cukup lama, dengan sekarang sudah mengelola 400 ribu ha dan itu sudah sukses,” tegasnya.

https://vljmag.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*