Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih berada di zona hijau pada perdagangan sesi II Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 14:30 WIB, setelah Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya kemarin.
Per pukul 14:30 WIB, IHSG menguat 0,72% ke posisi 7.885,82. IHSG pun makin dekati level psikologis 7.900.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 9,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 18 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 942.262 kali. Sudah ada 270 saham yang menguat, 269 saham melemah, dan 256 saham stagnan.
IHSG cenderung cerah bergairah setelah BI dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya kemarin.
Kemarin, BI terlebih dahulu memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6,00%, dari sebelumnya di level 6,25%. Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).
Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bp sepanjang Agustus 2022-April 2024, sebelum kemudian menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.
“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6%,” kata Perry.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%. Sementara terdapat dua institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 kali ini menjadi 6,00%.
Setelah BI memutuskan untuk memangkas BI rate, kemudian pada Kamis dini hari waktu Indonesia, kabar baik datang lagi dari The Fed, di mana bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya. Bahkan yang lebih mengejutkan, pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landing yakni sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.
Pemangkasan sebesar 50 bp lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bp. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.
The Fed meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2% sehingga mereka akhirnya memilih untuk memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bp adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.
“Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bp,” tulis The Fed dalam website resmi mereka.
Sebagai catatan, inflasi AS jauh melandai ke 2,5% (year-on-year/yoy) pada Agustus 2024, dari 3,7% pada Agustus 2023. Tingkat pengangguran mencapai 4,2% pada Agustus 2023, dari 3,8% pada Agustus 2023. Angka pengangguran bahkan sempat menyentuh 4,3% pada Juli 2024 yang merupakan rekor tertinggi sejak Oktober 2021.
Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers menjelaskan pemangkasan suku bunga 50 bp mencerminkan keyakinan The Fed jika kebijakan tersebut bisa membantu pasar tenaga kerja tetapi tetap membawa inflasi bergerak menuju 2% secara berkelanjutan.
Powell menjelaskan mayoritas anggota Federal Open Market Committee (FOMC) mendukung pemangkasan suku bunga meskipun ada yang tidak sepakat dengan pemotongan 50 bp.
“Dot plot” yang berisikan pandangan 19 anggota FOMC juga menunjukkan bahwa 10 dari 19 menginginkan pemangkasan 50 bps lagi di sisa tahun.