Alphabet, induk perusahaan Google, terancam dipecah. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah mempertimbangkan opsi tersebut.
Bloomberg News melaporkan pertimbangan itu seminggu setelah keputusan Google melakukan monopoli pasar pencarian online secara ilegal.
Reuters menyebutkan juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan memang tengah mengevaluasi keputusan pengadilan. Termasuk juga sedang menilai apa yang dilakukan selanjutnya sesuai dengan arahan pengadilan dan hukum terkait penyelesaian antimonopoli.
Namun belum ada keputusan yang diambil soal proses yang tengah dilakukan, ucap juru bicara Departemen Kehakiman, dikutip dari Reuters, Kamis (15/8/2024).
Sementara juru bicara Google menolak komentar terkait laporan itu.
Bloomberg juga mengatakan Departemen Kehakiman memiliki opsi lain untuk memaksa Google berbagi data dengan para pesaingnya yang menyediakan platform mesin pencari. Pihak otoritas akan melakukan langkah pencegahan memperoleh keuntungan yang tidak adil pada produk AI.
Laporan itu menyoroti soal divestasi sistem operasi Android. Opsi tersebut jadi salah satu solusi yang paling sering dibahas Departemen Kehakiman.
Kemungkinan lain Google akan dipaksa menjual Adwords dan divestasi Chrome, browser web milik perusahaan. Sebagai informasi, Adwords merupakan program iklan pencarian dari raksasa teknologi.
Google sendiri diputus melanggar aturan terkait antimonopoli. Perusahaan disebut menghabiskan banyak uang menciptakan monopoli ilegal dan menjadi mesin pencari default bagi seluruh pengguna dunia.
Jika di masa depan bisnis Google dipecah dan harus berbagi data ke mesin pencari lain, lanskap internet akan berubah total. Masyarakat akan memiliki banyak opsi selain Google untuk melakukan penelusuran di internet. Kita tunggu saja kelanjutannya!