Harga minyak mulai bangkit dari posisi terendah selama dua bulan, tetapi pada hari ini risiko terkoreksi masih membayangi.
Melansir data Refinitiv, harga minyak mentah jenis Brent pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (6/8/2024) menguat 0,24% menjadi US$ 76,48 per barel. Sementara untuk jenis WTI terpantau naik 0,36% ke US$ 73,20 per barel.
Beralih pada pagi ini, Rabu (7/8/2024) harga minyak mentah terpantau kembali koreksi. Jenis Brent terpantau susut 0,24% sementara WTI koreksi 0,36%.
Harga Acuan Minyak Mentah (US$ per barel)
Jika koreksi pada hari ini berlanjut hingga penutupan perdagangan, ada potensi harga minyak kembali menguji level terendahnya selama 2 bulan dan menghapus rebound kemarin.
Sentimen yang mempengaruhi harga minyak masih seputar janji Iran untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan AS menyusul pembunuhan dua pemimpin militan. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang yang lebih luas sedang terjadi di Timur Tengah dan potensi bisa berdampak langsung pada pasokan dari wilayah tersebut.
Sharara juga mencatat produksi yang lebih rendah di ladang minyak yang berkapasitas 300.000 barel per hari (bpd) di Libya, hal ini turut memberikan tambahan kekhawatiran kekurangan pasokan. Perusahaan Minyak Nasional Libya mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan mulai secara bertahap mengurangi produksi di ladang tersebut karena adanya protes.
Fundamental minyak sejauh ini masih dibayangi pengurangan produksi, Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) yang diterbitkan Selasa, persediaan minyak global turun sekitar 400.000 barel per hari pada semester pertama tahun ini.
Mereka memperkirakan stok akan menurun sekitar 800.000 barel per hari pada paruh kedua tahun ini. Meski begitu, permintaan bensin di AS pekan lalu kemungkinan mencapai lebih dari 9 juta barel per hari pada minggu lalu. EIA juga masih memperkirakan harga lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatan berkisar antara $85 dan $90 per barel pada akhir tahun ini.