Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewanti-wanti kepada para pelaku usaha di sektor pertambangan untuk tidak hanya memikirkan keuntungan semata. Sebab, selain keuntungan ekonomi, tanggung jawab lingkungan juga harus menjadi prioritas.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno manyampaikan, dalam menghadapi isu global terkait Environmental, Social, and Governance (ESG), ia menekankan pentingnya keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan tanggung jawab sosial serta lingkungan.
“Berikutnya isu global ESG di samping isu global menyangkut masalah tambang yang harus tidak hanya perhatikan profit tapi perhatikan people dan planet. Betul-betul minerba harus berikan kontribusi dan tidak menimbulkan dampak negatif,” kata dia dalam acara Minerba Expo di Jakarta, Senin (25/11/2025).
Lebih lanjut, Tri mengungkapkan sebagai upaya untuk meningkatkan tata kelola minerba, Kementerian ESDM berkomitmen melakukan perbaikan berkelanjutan. Paling tidak, pihaknya akan terus melakukan continuous improvement dalam pengelolaan minerba.
Ia berharap sektor minerba akan terus menjadi pilar ekonomi yang kuat. Selain itu, sektor ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi kemakmuran rakyat sesuai amanat UUD 1945.
Di samping itu, menurutnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertambangan masih berkontribusi pada pendapatan negara yang signifikan. Pada tahun 2023 misalnya, sektor ini menyumbang Rp 2.198 triliun atau 10,5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mencapai Rp 20.892 triliun.
“Berdasarkan data BPS 2023 sektor pertambangan galian 2023 kontribusi Rp 2.198 triliun atau 10,5% dari total GDP atau PDB di Indonesia dari total Rp 20.892 triliun, signifikan dan harus dipertahankan dan tingkatkan,” kata Tri.
Tri menyatakan bahwa kontribusi sektor ini tidak hanya signifikan, tetapi juga menjadi kunci dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dimana di dalam visi ini, pemerintah menargetkan pendapatan per kapita Indonesia lebih dari US$ 14.500.
“Yang melatarbelakangi tema pada kesempatan ini beberapa hal, pertama adalah sesuai visi misi Indonesia dan Pak Presiden Prabowo serta arahan Menteri ESDM, di 2045 mempunyai cita-cita jadi Indonesia emas di mana pendapatan lebih dari US$ 14500 per kapita dan kita harus memanfaatkan semua sektor yang ada untuk bisa berkontribusi,” katanya.