Lestari: Kemakmuran bukan hanya materi, melainkan sehat jasmani-rohani

Lestari: Kemakmuran bukan hanya materi, melainkan sehat jasmani-rohani

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan bahwa kemakmuran setiap anak bangsa sejatinya bukan sejahtera secara materi belaka, melainkan juga sehat jasmani dan rohani, termasuk di dalamnya mencakup kesehatan otak.

“Konstitusi kita menegaskan bahwa tujuan kita bernegara adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kemakmuran itu bukan semata sejahtera secara materi, tetapi juga sehat jasmani dan rohani, yang di dalamnya termasuk kesehatan otak setiap anak bangsa,” kata Rerie, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci pada seminar “Kesehatan Otak sebagai Pilar Penting dalam Pembangunan Nasional Menuju Daya Saing Global Indonesia Emas 2045” dalam rangka Musyawarah Kerja Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Mukernas Perdosni) Tahun 2025, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Menurut dia, penting mengedepankan upaya membangun ‘jembatan’ antara kesehatan jiwa dan kesehatan otak dalam konteks sebuah kebijakan karena seringkali negara melahirkan kebijakan atas dasar pola pikir para pembuat kebijakan sendiri.

“Sehingga kerap kali kebijakan yang lahir hanya mampu mengatasi gejala yang ada di permukaan saja. Akibatnya, permasalahan yang dihadapi selalu berulang,” ujarnya.

Anggota Komisi X DPR RI itu pun mengingatkan dalam konteks mewujudkan Indonesia Emas 2045 maka bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan empat pilar visi yang telah dicanangkan.

Dia membeberkan visi tersebut, yakni pembangunan sumber daya manusia serta penguasaan ilmu dan teknologi; pemerataan pembangunan; pembangunan ekonomi berkelanjutan; serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Rerie menekankan untuk mewujudkan keempat visi tersebut harus didukung dengan kesehatan berpikir yang didasari atas terpenuhinya kesehatan jiwa dan otak yang baik bagi setiap anak bangsa.

Dia pun memandang dibutuhkan peta jalan kesehatan otak yang tepat dan dapat dipahami sejumlah pihak agar berbagai kebijakan yang dilahirkan dapat tepat sasaran.

Selain itu, dia menyarankan untuk memasukkan pemeriksaan kesehatan jiwa dan otak dalam penerapan deteksi dini kesehatan yang dilaksanakan pemerintah.

Hal tersebut, menurut dia, perlu dilakukan dalam upaya memastikan generasi penerus bangsa yang memiliki standar kesehatan jiwa dan kesehatan otak yang cukup dalam menghadapi tantangan pada masa mendatang.

Dia mendorong pula agar semua pihak terkait seperti pemerintah dan pihak swasta terlibat aktif mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan otak.

“Serta mengedepankan berbagai upaya promotif, bukan hanya kuratif, dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor kesehatan,” kata dia.

Untuk itu, dia menegaskan setiap warga negara harus berperan aktif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa demi meningkatkan daya saing bangsa pada masa depan.

https://outsidecontrol.com/