Meta menggelontorkan investasi besar-besaran untuk membangun data center dan infrastruktur lainnya dalam mengembangkan proyek kecerdasan buatan (AI). Bahkan, CEO Mark Zuckerberg dilaporkan terkejut melihat banyaknya pengeluaran perusahaan untuk menggenjot adopsi AI.
Dalam laporan kinerja kuartal-III (Q3) 2024 pada Rabu (30/10) waktu setempat, Zuckerberg menjelaskan ke investor bahwa tingginya pengeluaran perusahaan terkait dengan kecepatan adopsi, agar karyawan bisa memanfaatkan data center, server, dan chip, dalam menjalankan proyek AI.
“Dalam perjalanan tahun ini, kami memiliki proyeksi yang kami rasa berpotensi untuk dikejar. Kami telah melakukan banyak hal dibandingkan apa yang kami targetkan pada awal tahun,” kata Zuckerberg, dikutip dari CNBC International, Jumat (1/11/2024).
Artinya, investor harus bersiap-siap melihat pengeluaran yang lebih tinggi. Meta telah meningkatkan batas terbawah prediksi pengeluarannya sepanjang 2024 menjadi US$38 miliar (Rp 597 triliun) dari sebelumnya US$37 miliar (Rp 582 triliun). Batas teratasnya masih US$40 miliar (Rp 629 triliun).
“Sebenarnya ini [peningkatan pengeluaran] membuat saya senang karena artinya tim mengeksekusi program-program dengan baik,” kata Zuckerberg.
Zuckerberg menjelaskan bahwa salah satu pengeluaran terbesar yang digelontorkan adalah membeli GPU Nvidia senilai miliaran dolar AS. Ia mengatakan pengeluaran akan jauh bertumbuh pada 2025 mendatang.
Saham Meta menurun pada perdagangan Rabu (20/10), meski pendapatannya lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Penyebabnya adalah pertumbuhan pengguna yang lebih lemah ketimbang ekspektasi, serta tingginya pengeluaran perusahaan.
Wall Street telah mengungkapkan kekhawatiran melihat raksasa teknologi seperti Meta dan Alphabet yang mengeluarkan biaya terlalu besar untuk membangun infrastruktur AI tanpa melihat hasil dalam waktu cepat.
Dalam wawancara Juli lalu dengan Bloomberg, Zuckerberg mengatakan bahwa perusahaan saat ini memiliki kesempatan untuk membangun sebanyak-banyaknya. Sebab, ia mengatakan jika investasi yang digelonotrkan terlalu kecil, risikonya bisa besar di masa depan.
Ia memahami kekhawatiran para investor yang melihat pengeluaran besar tanpa hasil jangka pendek. Namun, Zuckerberg tak gentar dan tetap pada pendiriannya.
“Saya rasa peluang di sini sangat besar. Kami akan melanjutkan investasi secara signifikan di sektor ini (AI). Saya sangat bangga dengan tim yang bekerja keras agar kami bisa menawarkan pemodelan dan produk kelas dunia,” ia menuturkan.