Stroke merupakan penyakit berat, karena dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Masalahnya penyakit ini ternyata juga menghantui orang-orang berusia muda.
Meski terdengar tidak memungkinan, nyatanya stroke bukan hanya risiko orang-orang yang telah lanjut usia (lansia).
Dokter Jantung, Prof. dr. Hamed Oemar, MD, PhD, Sp.JP (K) FIHA, FJCC mengatakan bahwa dalam satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus stroke usia muda sebesar 67%. Stroke di usia muda memiliki dampak yang luas baik secara ekonomi maupun sosial, yang akan membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar.
“Saat ini orang berusia muda atau yang masih produktif berpotensi mengalami stroke bahkan ada juga yang masih duduk di sekolah dasar walau tidak banyak. Untuk itu, ini jangan dianggap remeh,” kata dr. Hamed Oemar saat acara Talkshow Online ‘World Heart Day’ oleh RSPON Jakarta, Jumat (27/9/2024).
Stroke sendiri ditandai oleh hilangnya sirkulasi darah secara tiba-tiba karena otak yang mengakibatkan hilangnya fungsi saraf yang sesuai. Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke, seperti memiliki keluarga dengan riwayat penyakit stroke, gangguan irama jantung, merokok, konsumsi alkohol, berjenis kelamin lelaki, obesitas, dan hipertensi.
Meskipun dapat berakibat fatal, kondisi ini bisa dihindari dengan menerapkan cara mencegah stroke di usia muda. Cara utama mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat.
Jalankan pola hidup sehat seperti mengatur pola makan, olahraga secara rutin, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok. Selain itu jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mencegah dan mengenali faktor risiko stroke.