
Direktur Utama PT PLN (Persero) mengungkapkan Indonesia dapat belajar dari bencana pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang. Terutama apabila ingin mengembangkan PLTN di tanah air.
Semula, Darmawan mengatakan bahwa manusia terus melakukan inovasi dalam mengembangkan teknologi. Sehingga upaya untuk menemukan solusi atas sebuah persoalan dapat dilakukan.
Misalnya saja seperti insiden bencana di Fukushima, dimana terjadi kebocoran nuklir setelah gempa bumi dan tsunami. Padahal PLTN di Fukushima dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi.
“Ya, ada kebocoran nuklir di sana. Tetapi, apakah semua orang tahu bahwa reaktor nuklir Fukushima sebenarnya mampu bertahan dari gempa bumi dan tsunami?,” kata Darmawan dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa (11/2/2025).
Darmawan lalu menjelaskan bahwa persoalan utama dalam bencana tersebut sejatinya bukan terletak pada reaktornya, namun pada sistem pendingin yang tidak berfungsi karena genset cadangan tenggelam akibat tsunami.
“Masalahnya terjadi karena setelah gempa, genset cadangan tenggelam, sehingga sistem pendingin tidak berfungsi, yang menyebabkan kebocoran nuklir. Bisakah kita menyelesaikan masalah ini? Ya, bisa,” katanya.
Ia kemudian menekankan bahwa meskipun teknologi sudah tersedia, tantangan dalam mengoperasikan PLTN masih cukup menantang. Oleh sebab itu, inovasi dan kolaborasi harus didorong sebagai kunci utama.
“Jadi, teknologinya sudah ada, tetapi tantangannya tetap besar. Kita bergerak sejauh mungkin, secepat mungkin, tetapi teknologi akan tetap menjadi kunci utama. Kolaborasi adalah kunci,” katanya.