Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Akhirnya Buka Suara soal Suriah

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melambaikan tangan selama pertemuan di Teheran, Iran, 27 Oktober 2024. (via REUTERS/Office of the Iranian Supreme Le)

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa melemahnya “perlawanan” anti-Israel setelah jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan memengaruhi kekuatan Iran.

Dalam pidatonya pada Rabu (11/12/2024), untuk pertama kali setelah jatuhnya Assad, Khamenei menegaskan bahwa posisi Iran tetap kokoh dan akan makin kuat meskipun situasi di Suriah berubah.

“Beberapa pihak, yang tidak memahami makna perlawanan, membayangkan bahwa ketika perlawanan melemah, Iran Islam juga akan melemah… Iran tetap kuat, berkuasa, dan akan menjadi lebih kuat lagi,” ujar Khamenei dalam pernyataan tegasnya, dilansir AFP.

Bashar al-Assad, yang digulingkan melalui serangan kilat pemberontak Suriah ke Damaskus dari wilayah barat laut, sebelumnya adalah sekutu utama Teheran. Selama beberapa dekade, keluarga Assad memegang peranan penting dalam menjaga poros perlawanan anti-Israel yang dipimpin Iran.

Suriah, di bawah pemerintahan Assad, memainkan peran strategis dalam membantu Iran menyuplai senjata kepada sekutunya, Hezbollah, di Lebanon.

Poros perlawanan ini mencakup Hezbollah, Hamas di Gaza, pemberontak Houthi di Yaman, dan kelompok milisi Syiah kecil di Irak-semuanya bersatu dalam oposisi mereka terhadap Israel dan pendukung utamanya, Amerika Serikat.

Khamenei secara langsung menuding Amerika Serikat dan Israel sebagai dalang di balik jatuhnya Assad.

“Tidak ada yang boleh meragukan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil dari rencana bersama AS-Israel,” kata Khamenei.

Pemimpin tertinggi ini juga menyalahkan “sebuah negara tetangga Suriah” atas perannya yang “jelas” dalam perkembangan terakhir, meskipun ia tidak menyebut nama negara tersebut.

Negara-negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, termasuk Irak, Israel, Yordania, Lebanon, dan Turki, semuanya terlibat dalam dinamika regional. Di antara mereka, Turki telah lama mendukung penggulingan Assad, yang makin memperkeruh hubungan antara Ankara dan Teheran.

Dengan jatuhnya Assad, muncul kekhawatiran bahwa poros perlawanan yang dipimpin Iran akan melemah. Namun, Khamenei menegaskan kembali bahwa kekuatan Iran tidak bergantung pada Assad atau situasi di Suriah.

Ia mengatakan bahwa Iran tetap akan mendukung semua elemen poros perlawanan, termasuk Hizbullah, Hamas, dan milisi Syiah di Irak.

Kehilangan Suriah sebagai sekutu strategis dapat menjadi pukulan besar bagi upaya Iran melawan Israel, terutama karena Suriah telah lama menjadi jalur utama suplai senjata ke Hizbullah.

Meski demikian, Khamenei menyiratkan bahwa Iran memiliki strategi alternatif untuk menjaga kekuatannya di kawasan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*