Perang Israel-Hamas vs Rusia-Ukraina, Mana Buat Dunia Lebih Sengsara?

Palestinians react as they inspect the site of an Israeli strike on a house amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in Khan Younis in the southern Gaza Strip, June 3, 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Perang Israel vs Hamas menimbulkan kekhawatiran dunia akan dampak besarnya terhadap ekonomi. Hal ini tercermin dari pergerakan harga komoditas yang cenderung mengalami kenaikan lebih tajam dibandingkan perang Rusia-Ukraina.

Dunia dikejutkan oleh perang yang meletus antara Palestina dan Hamas tahun lalu. Eskalasi konflik antara Kelompok Militan Islam Palestina yakni Hamas dengan Israel kian meningkat di Jalur Gaza. Serangan balasan dari kedua kubu itu terus berjalan sampai pada Minggu (8/10/2023) pasca pertama kali Hamas melakukan serangannya kepada Israel, Sabtu (7/10/2023).

Sejak perang berkecamuk pada Sabtu (7/10/2023), jumlah korban yang tewas terus meningkat.Perang juga menimbulkan kepanikan di pasar keuangan global. Harga komoditas juga beterbangan menyusul terjadinya perang.

Namun ada hal cukup menarik jika dilihat dalam setahun pasca kejadian perang yakni meningkatnya harga komoditas pasca perang Israel vs Hamas. Hal ini berbeda dengan perang Rusia vs Ukraina.

Dilansir dari Refinitiv, harga komoditas dengan peningkatan terbesar adalah emas dunia yakni melonjak 44,75% dalam setahun terakhir disusul dengan CPO (crude palm oil) yang naik 19,44%.

Harga batu bara naik 5,65% dalam setahun terakhir. Begitu pula gas alam Eropa yang menguat 7,25%. Berbeda halnya dengan minyak baik brent maupun WTI yang justru terpantau menurun masing-masing sebesar 7,72% dan 10,16%.

Sementara perang Rusia-Ukraina justru membuat harga komoditas secara keseluruhan mengalami penurunan satu tahun setelahnya.

Mulai dari minyak (brent maupun WTI), CPO, emas, batu bara, dan gas alam Eropa yang tampak terus mengalami pelemahan. Bahkan penurunan terdalam dialami oleh komoditas gas alam Eropa yakni ambruk sebesar 42,63%.

Perang Israel-Hamas Tewaskan Puluhan Ribu Orang

Dilansir dari Geopolitical Futures, perang di Ukraina sejauh ini relatif terkontrol, sebagian besar terbatas pada area antara serangan Rusia dan pertahanan Ukraina yang terus berkembang.

Namun, perang kedua, yang dimulai Oktober 2023 lalu ketika Hamas menyerang Israel, telah berubah dengan serangan Israel terhadap Hezbollah di Lebanon. Ini tidak akan menjadi konflik konvensional yang dipimpin infanteri dengan garis keterlibatan yang jelas. Ini akan berlanjut seperti yang dimulai: dengan Israel berusaha menghancurkan struktur komando musuh, sementara Hezbollah dan Hamas berusaha menempatkan populasi Israel dalam risiko.

Ketegangan di Timur Tengah tampak semakin bold setelah awal pekan lalu, Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang keduanya memiliki hubungan dekat dengan Teheran.

Serangan tersebut menewaskan seorang warga Palestina di Tepi Barat, sementara militer Israel mengakui bahwa beberapa proyektil menghantam pangkalan udaranya. Serangan tersebut terjadi setelah apa yang disebut Israel sebagai “operasi darat terbatas” di Lebanon selatan yang menargetkan Hizbullah.

Memanasnya daerah Timur Tengah tampak terus berlanjut setelah Calon Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan tak terduga. Ia menegaskan, Israel harus melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, sebagai balasan serangan rudal yang dilakukan Teheran.

Berbicara di sebuah acara kampanye di North Carolina pada Jumat pekan lalu, Trump, yang dikenal karena sikapnya yang keras terhadap Iran, tidak sependapat dengan Presiden AS Joe Biden, yang sebelumnya menolak untuk mendukung serangan Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

“Mereka bertanya kepadanya, bagaimana pendapat Anda tentang Iran, apakah Anda akan menyerang Iran? Dan dia menjawab, ‘Selama mereka tidak menyerang nuklir. Itu adalah hal yang ingin Anda serang, bukan? Maksud saya, itu adalah risiko terbesar yang kita miliki, senjata nuklir,” kata Trump mengutip RT, Minggu (6/10/2024).

“Ketika mereka menanyakan pertanyaan itu kepadanya, jawabannya seharusnya adalah, hantam nuklirnya terlebih dahulu, dan pikirkan sisanya nanti,” tambah Trump.

Lebih lanjut, pada awal pekan ini (7/10/2024) dengan melansir dari Reuters, roket Hezbollah menghantam kota Haifa, yang merupakan kota terbesar ketiga di Israel dan media Israel melaporkan 10 orang terluka di utara negara itu pada peringatan pertama perang Gaza, yang telah menyebar di Timur Tengah.

Polisi menyatakan bahwa beberapa bangunan dan properti mengalami kerusakan, dengan laporan tentang luka ringan, dan beberapa orang dibawa ke rumah sakit terdekat. Militer Israel mengatakan bahwa jet tempur menyerang target yang merupakan Markas Intelijen Hezbollah di Beirut, termasuk sarana pengumpulan intelijen, pusat komando, dan lokasi infrastruktur tambahan.

Hingga saat ini, perang di Timur Tengah telah menewaskan hampir 42.000 orang menurut otoritas kesehatan Palestina dan membunuh sekitar 1.200 orang termasuk membawa sekitar 250 orang sandera ke Gaza menurut angka yang dirilis Israel.

https://asturiproject.com/

0 comments

  1. Hey people!!!!!
    Good mood and good luck to everyone!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*