Bertahannya suku bunga BI justru tak membuat beberapa bank digital mempertahankan suku bunga deposito mereka. Beberapa perbankan digital tercatat justru menaikkan suku bunga deposito demi menarik nasabah.
Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%.
Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Sebelumnya, pada pada 23-24 April 2024, BI memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.
Bertahannya suku bunga BI justru mendorong beberapa perbankan digital untuk memberikan bunga deposito yang besar dibandingkan saat kenaikan suku bunga pada akhir April lalu.
Suku bunga bank digital (%)
Beberapa bank digital mempertahankan acuan suku bunganya, berbeda dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menaikkan suku bunga deposito dengan setoran Rp50juta-Rp99,99juta menjadi 4,75% dari sebelumnya 4,50%. Begitu juga dengan setoran diatas Rp100juta dinaikkan menjadi 5,25% dari sebelumnya 5%.
Adapun PT Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) dengan deposito minimal setoran Rp1juta, Bank Saqu menawarkan suku bunga deposito sebesar 10%. Suku bunga sebesar 10% akan diberikan Bank Saqu kepada nasabah dan dimasukkan ke dalam Saku Booster setelah bertransaksi menggunakan Bank Saqu dan membulatkannya ke nominal terdekat, sehingga selisih pembulatannya akan otomatis masuk.
Akan tetapi, Saku Booster tidak dijamin oleh LPS, dan layanan tersebut menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki Bank Saqu sebagai layanan bank digital yang berada di bawah naungan Bank Jasa Jakarta (BJJ) milik Astra Financial yang berkolaborasi dengan platform teknologi finansial WeLab.