
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha C. Nasir, menyoroti pentingnya prinsip multilateralisme guna menavigasi hubungan internasional di tengah tantangan global yang kompleks.
Penegasan tersebut disampaikan Wamenlu Arrmanatha pada 10th Forum for East Asia and Latin America Cooperation Foreign Ministers’ Meeting (10th FEALAC FMM) bertema “25 Years and Beyong: Vision for East Asia and Latin America” di Ulaanbaatar, Mongolia, Jumat (22/8).
“Di tengah erosi kepercayaan terhadap multilateralisme, dunia juga membutuhkan forum antar kawasan seperti FEALAC,” katanya seperti dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Wamenlu menyampaikan bahwa selama 25 tahun sejak berdirinya, FEALAC telah berkembang menjadi organisasi yang lebih kuat, dinamis, dan berpengaruh di tengah kondisi global yang tidak menentu.
Namun, peranan FEALAC dinilainya perlu diperkuat di tengah kondisi global saat ini.
Oleh karena itu, Wamenlu mengusulkan tiga strategi, yakni menguatkan kerangka institusi FEALAC, memperkuat rasa kepemilikan pada tujuan bersama FEALAC, dan meningkatkan relevansi FEALAC bagi masyarakat.
“Indonesia terus berkomitmen untuk menguatkan hubungan antar kawasan, memperdalam people-to-people connection, serta memaksimalkan berbagai inisiatif FEALAC, sehingga berdampak nyata bagi masyarakat negara anggota dan global,” ucap pernyataan tersebut.
Bertepatan dengan momentum 25 tahun FEALAC dan 80 tahun berdirinya PBB, Wamenlu turut menekankan agar FEALAC harus mampu menjadi garda terdepan reformasi multilateral, termasuk implementasi penuh Pact of the Future — deklarasi multilateral untuk menghadapi bermacam tantangan global abad ke-21.