Waspada, Orang Berisiko Kena Penyakit Jantung Kalau Sering Minum Kopi

Penjualan kopi Nusantara di kawasan Jakarta, Jumat (13/9/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kopi adalah salah satu “amunisi wajib” bagi banyak orang sebelum beraktivitas seharian. Biasanya, tidak sedikit orang yang memulai hari dengan mengonsumsi secangkir gelas. Tak hanya itu, kopi juga kerap menjadi minuman andalan saat waktu istirahat bekerja untuk memulihkan energi.

Namun, ternyata ada kebiasaan terkait minum kopi tertentu yang bisa memicu penyakit jantung. Kebiasaan apa itu?

Melansir dari Medical News Today, studi terbaru pada 2024 menemukan bahwa banyak mengonsumsi kopi berkafein selama lima hari dalam seminggu bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, bahkan pada orang dengan tubuh yang sehat.

Dalam studi yang melibatkan 92 partisipan sehat berusia 18 hingga 45 tahun ini, seluruh peserta diukur tekanan darah dan denyut nadinya, serta mengikuti tes bertahap selama tiga menit. Lalu, tekanan darah dan denyut nadi para peserta diukur lagi satu hingga lima menit setelah tes.

Selain itu, para peneliti juga mengumpulkan informasi terkait asupan kafein harian normal dan informasi sosiodemografi setiap partisipan.

Dalam penelitian ini, para peneliti mendefinisikan konsumsi kafein “kronis” sebagai minum minuman berkafein apa pun, seperti kopi, teh, soda, dan minuman berenergi selama lima hari dalam seminggu dan selama lebih dari satu tahun.

“Konsumsi kafein secara teratur dapat mengganggu sistem parasimpatis yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung,” kata peneliti di Departemen Penyakit Dalam Zydus Medical College and Hospital di India dan penulis utama studi, Nency Kagathara, dikutip Senin (4/11/2024).

Hasilnya, sebanyak 19,6 persen peserta penelitian yang mengonsumsi lebih dari 400 miligram (mg) kafein setiap hari atau setara dengan sekitar empat cangkir kopi, dua minuman berenergi, atau 10 kaleng soda.

Para ilmuwan menemukan, asupan “kronis” 400 mg kafein setiap hari menunjukkan dampak signifikan pada sistem saraf otonom yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah seiring waktu.

Bagi peserta yang secara mengonsumsi 600 mg kafein sehari, para ilmuwan melaporkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah secara signifikan setelah lima menit istirahat setelah uji langkah tiga menit. Ini menunjukkan bahwa asupan kafein yang tinggi secara kebiasaan dapat menghambat pemulihan denyut jantung dan tekanan darah setelah aktivitas harian yang teratur.

“Karena efeknya pada sistem saraf otonom, konsumsi kafein secara teratur dapat membuat individu yang sehat berisiko terkena hipertensi dan kejadian kardiovaskular lainnya,” kata Kagathara.

“Meningkatkan kesadaran akan risiko ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan jantung bagi semua orang,” sambungnya.

Sebelumnya, penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein atau lebih sehari dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk kecemasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*